Selasa, 23 Juni 2020


Minggu, 24 Februari 2013

17 agustus (Ramadhan) 2012

0 komentar


Hmm... Penyakit yang tidak begitu Nampak, yahhh apalagi klo bukan malas, setelah lewat beberapa bulan baru kepikiran buat ngeblog.. semoga tak banyak anak muda sepertiku hahahahhh (menjatuhkan diri sendiri).

Yahhh.. Waktu itu tepat tanggal 17 agustus 12, dimana 17 agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia, sayangnya pada thn ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, bln dimana umat Islam berpuasa, berlombah-lombah berbuat kebaikan dengan harapan balasan berupa pahala dari ALLAH S.W.T  yah sedit terdengar tidak iklas kenapa berbuat baik nanti bulan Ramadhan dan kenapa juga mengharapkan imbas/balasan.. bukannya orang berbuat baik itu bias kapan dan dimana saja tampa mengharapkan apa-apa. Atau saya saja yang berpikir seperti itu dan sesumgguhnya mereka mereka melakukan itu benar-benar iklas Oughhh (kaya judul lagu andalan heheheee “ada band”) sepertinya saya harus minta maaf pada mereka.

Kembali malam harinya tepatnya sekitar pulu 00:02, terdenganr suara camera yang sedang mengambil gambar “ceklek”  hahahhhh suara yg dibuat-buat. Itu adalah nada BBMku, yang berasal dari seorang teman yang mengajak untuk upacara dalam rangka hari kemerdekaan Indonesia Negara tercinta, Negara yang beta bangga-banggakan walaupun masih penuh dengan kekurangan. Maka merupakan hal yang lumbrah untuk kami rakyatnya melakukan upacara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan dan mengenang perjuangan para Pahlawan yang berjuang setelah di jajah berpuluh-puluh tahun.
Kembali ke ajakan teman tadi untuk upacara. Mungkin upacara bendera adalah hal yang biasa sejak SD samapai SMA hal itu rutin dilakukan setiap hari senin, walaupun kadang-kadang agak malas untuk melakukannya dengan mencari sejuta alasan ke guru2 agar dibebaskan untuk tidak ikut upacara tanpa dihukum heheeee (janagn ditiru ya? Adik-adik). Tapi kali ini ajakan teman bukanlah upacara yang pada umumnya kita lakukan di Sekolah-sekolah , melainkan ajakan teman untuk upacara dalam laut.
Yahhh menyelam/diving hal yang biasa kami lakukan bermain dilautan bersama ikan-ikan dengan pemandangan karang-karang merupakan hal yang sanagat menyenangkan. Tapi kali ini kami bukan sekedar menyelam seperti biasanya kali ini kami akan mengibarkan bendera Merah-putih di dalam laut.

Jam_pun menunjukkan pulul 03:30 dan itu mengartikan saatnya kita sahur. Tancap gas menuju tempat makan langganan yang tak begitu jauh dari Kost.
Setelah sahur kasur merupakan hal pertama yang terlintas dipikiran hahahaa..
Lumayan bias tidur untuk beberapa jam sebelum ngumpul pada pukul 08:00 di pelabuhan Kayu bangkoa tempat kami biasanya mengambil kapal-kapal kecil buat ke spot tempat kami akan menyelam..

Pas pukul 08: lewat entah beberapa menit (lupa) saya sudah berada dipelabuahan kayu bangkoa dengan membawa satu tas berisikan perlengkapan diving, beberapa orang temanpun sdudah terlihat walaupun sebagian lagi otw katanya. Sembari menunngu yang lagi otw “katanya” terlihat dari beberapa teman sedang merokok, ngopi da nada juga yang sarapan padahal inikan bulan ramadhan. Mengingat diving itu memerlikan stamina maka saya juga ikut bergabung dengan teman yang tengah sarapan dengan kue-kue tradisional yang dijual di seputaran pelabuhan kayu bangkoa heheheee… Mingkin pertimbangan stamina sedikit bagian alasan karena ada sebagian teman yang tetap berpuasa Tuhan maafkan_ka #makassar baru satu ini batal puasaku untuk tahun ini heheeee…

Akhirnya teman yang lagi otw “katanya” tadi tiba. dengan kapal kecil kami pun beranjak tujuan kami adalah wreck mobil VW yang memang sengaja kami tenggelamkan diseputaran pulau Kodingareng keke.
Dalam perjalan kami sempat singgah di pulau kayangan untuk mengambil bahan bakar untuk persiapan. Dan perjalanpun di lanjutkan menuju wreck VW yang kedalamanya kurang lebih 15M. Mendekati spot yang akan kami tuju kamipun mulai mempersiapka alat-alat diving yang akan kami gunakan, sebagai penyelam yang mandiri masing-masing dari kami menyediaka dan memasang alatnya masing-masing.

Kapalpun berhenti dan jangkar dilemparkan terlihat semua sudah siap dengan bcd dengan tank yang beratnya sekitar 14kg sudah lengket dibelakang kami.
Daaaaannnn saatnya lompat membuang diri kelaut, dan kami pun berbagi tugas untuk membawa bendera, tali, bamboo untuk tiangnya nanti dan yang paling wajib dibawa saat diving yaitu Kamera hahaaaa (untuk narsis-narsisan).

Setelah kurang lebih satu jam kami berada dalam laut untuk upacara satu persatu dari kamipun muncul dipermukaan dan menghampiri kapal dan waktunya pulang. Tapi dalam perjalan pulang kami menyempatkan diri mampir di pulau Samalona dengan pasir putihnya untuk sekedar bermain-main dan sedikit beristirahat.













Kamis, 12 April 2012

monochrome

0 komentar




Kamis, 01 Maret 2012

TORAJA

0 komentar


MAKNA UPACARA PEMAKAMAN TORAJA

Ma’ Puli             : permulaan Upacara adat Rambu Solo’ (Pemakaman) yang  dilaksanakan  di pelataran tongkonan (rumah adat) tempat jenasah disemayamkan.
Ma’ doya             : kehadiran rumpun keluarga serta masyarakat lingkungan untuk menyatakan belasungkawa.
Ma’ batang            : Unkapan belasunkawa keluarga, Suami, saudara, anak, cucu, dengan menyembelih beberapa hewan (kerbau) untuk dibagikan kepada beberapa tongkonan berdasarkan asal usul almarhum kepada  to parengnge’, ambe’ tondok (tokoh masyarakat) dan masyarakat sekitar.
Ma’ pasulluk            : Mengumpulkan hewan kerbau ke rumah adat (tonkonan) tempat jenasah disemayamkan sebagai tanda kesiapan anak cucu serta keluarga memenuhi sejumlah hewan yang ditentukan melalui rapat keluarga, toparengnge’ dan ambe’ tondok.
Mangriu’ batu            : Prosesi pengambilan batu dari suatu tempat kemudian di tarik atau ditarik masyarakat menuju lokasi upacara pemakaman (rante) sebagai symbol kebesaran dan tanda bahwa upacara pemakaman almarhumah adalah upacara adat tertinggi.
Mebala’kaan            :Pembuatan menara (3 meter ) sebagai tempat pembagian daging kerbau. Pembangunan menara tidak setiap upacara pemakaman (Rambu Solo’) tetapi hanya pada orang tertentu (bangsawan, dan status social lainya)
Manombon            :Pembersihan seluruh area tempat upacara pemakaman (rante, pondok/lantang) dari sisa-sisa potongan kayu, bamboo dan sampah-sampah lainnya, serta memastikan semua symbol-simbol upacara pemakaman sudah terpasang seluruhnya (Tombi, dekorasi lakkian, dekorasi penerimaan tamu dll).
Ma’parokko Alang            : Pemindahan peti jenasah  dari tongkonan (rumah adat) ke alang (lumbung) selanjutnya diberi hiasan-hiasan. Jenasah diinapkan beberapa hari di lumbung.
Ma’palao            :Pengankatan peti jenasah dari alang kemudian di arak keliling kampung oleh keluarga dan masyarakat yang didahului kerbau-kerbau, tombi dll. Sebagai symbol mengunjungi tempat-tempat yang biasa dikunjungi semasa hidupnya, kemudian jenasah di naikkan ke lekkian.
Ma’pasak tedong            :Mengumpulkan semua hewan kerbau di halaman tongkonan (rumah adat) kemudian di arak ke tempat yang telah ditentukan oleh pemangku adat dan keluarga. Prosesi ini dilanjutkan dengan memilih satu ekor kerbau sebagai symbol upacara pemakaman (tandirapasan). Prosesi ini juga sebagai symbol penghargaan kepada tomanglaa (gembala) yang telah memelihara hewan kerbau tersebut dengan cara membagikan makanan berupa nasi, pokon dan daging (tako’ I tomanggala).
Ma’roya            :Menentukan jumlah kerbau yang dipotong dan yang akan dibagikan (ma’lalan ada’) kepada tongkonan asal usul almarhumah,  To parengnge’/ambe’ tondok, Tokoh masyarakat  serta ,masyarakat sekitar (taa’ sura’). Juga di tentukan beberapa ekor yang tetap hidup kemudian di sumbangkan untuk pembangunan lingkungan, rumah-rumah ibadah dan karang taruna.
Meaa’ (pemakaman)            :Prosesi pemakaman jenasah almarhum denagan diarak melalui jalan, tempat selalu dikunjungi almarhumah semasa hidupnya kemudian ke tempat pemakaman (patane). Pada saat inilah pemotongan kerbau tandirapasan (simbol) yang mengakhiri seluruh rangkaian upacara pemakaman.



Jumat, 07 Oktober 2011

fotografi

0 komentar

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

#Wikipedia

Rabu, 23 Maret 2011

Their

0 komentar




Jumat, 14 Januari 2011

mdpc2010

0 komentar




Minggu, 30 Mei 2010

Parangloe

0 komentar




Vios

0 komentar

Wisma Kalla.

Selasa, 09 Februari 2010

Sea Makassar

0 komentar




Indonesia

Kamis, 21 Januari 2010

Arsitektur

2 komentar